Rabu, 10 Agustus 2016

Bukit Moko vs Bukit Keraton

 Sosial media merupakan fasilitas promosi paling baik serta terampuh kepada baru-baru ini. Satu diantara contoh riil merupakan Bukit Moko serta Bukit Keraton (18-19 September 2014). Mungkin saja, dahulu ke dua lokasi ini merupakan tempat pesta beberapa Jin, sebab tempatnya yang jauh naik ke atas bukit. Namun sebab terakhir banyak yang mem-posting bebrapa photo di satu diantara social media berbasiskan foto berbagi, ke-2 bukit ini mendadak jadi populer, jadi incaran visitor di Bandung kepada sebatas selfie serta pamer " Im at Moko/Keraton ". Mungkin saja pula yang menjadi anak gaul, rasa-rasanya belum ditahbiskan jadi anak gaul bila belum pernah selfie di 2 bukit ini.
bukit moko bandung

Saya, tanpa ada punya maksud merebut gelar anak gaul besutan remaja-remaja yang datang, cuma sebatas menginginkan mencukupi rasa penasaran saja, seberapa indahkah ke-2 bukit itu.
City view besutan Bukit Moko


1. Bukit Moko
Bukit ini telah unggul di kenal beberapa waktu lalu di banding bukit Keraton, tetapi pamornya menyeruak sesudah nama Bukit Keraton dipanggil sebagi bukit Instagram. Sebab kemiripan lokasi mungkin saja Moko " nikmati " imbas besutan Bukit Keraton yang mendadak tenar itu.

Kita berkunjung ke bukit Moko waktu mendekati malam. Ketentuan yang salah sepertinya. Panorama yang dapat kita abadikan cuma kerlip lampu kota Bandung yang dapat nampak besutan ketinggian Bukit Moko di 1500 mdpl. Sepertinya indah, namun apa bila kita dapat datang unggul permulaan, kita pula dapat mengabadikan barisan gunung yang memutari Bandung maupun menunggu senja tenggelam dibalik Gunung.
Mendung diatas Bukit Moko
Mengambil rute besutan Jalan Padasuka (saung Mang Udjo) lurus hingga ketemu oleh Caringin Tilu. Jalurnya, makin ke atas makin menanjak hingga berjumpa oleh belok arah kiri yang menanjak oleh penunjuk Warung Daweung. Kepada jalannya tetap sedikit aman serta rapi, cuma terdapat ada banyak sektor saja yang sedikit rusak. Kepada kendaraan bermotor, dihadirkan tempat parkir di sektor bawah atau apa bila meyakini, dapat segera memarkirkan kendaraannya di halaman Warung Daweung.
Apa bila cuaca terang dapat menyaksiakn sunset
Daweung yang berarti bengong ini sepertinya sesuai oleh keadaan yang dapat menjadikan kita termenung memandangi alam besutan atas bukit sembari nikmati makanan besutan warung ini. Pengalaman saya waktu pesan makanan di Warung Daweung waktu weekend " jangan sampai sangat ingin sangat banyak " nyaris 1 jam kita diatas bukit, makanan tak kunjung datang hingga pada akhirnya kita pulang juga tak terdapat yang memanggil kita. Dimaklumi sebab waktu itu keadaan Bukit Moko sepertinya super ramai.
Kota Bandung besutan ketinggian 1500 mdpl
Sedikit anjuran besutan saya, coba datang unggul permulaan kepada dapat mengabadikan panorama waktu tetap jelas, waktu matahari tenggelam serta waktu kota Bandung berkelap-kelip pada malam hari. Kepada yang belum kuat menahan dingin baiknya buat persiapan jaket sebab angin di Bukit Moko lumayan kencang serta dingin. Waktu saya ke sana, sedikit sedikit salah kostum oleh celana pendek serta kaos tidak tebal. Cukup menjadikan saya mem " buang angin " selama perjalanan balik ke kota Bandung : p. Apa bila sangat mungkin jauhi weekend waktu ke Bukit Moko sebab bisa di pastikan keadaannya begitu ramai. Paling akhir yakinkan keadaan kendaraan dalam kondisi elegan, lumayan bahan bakar, sebab tak terdapat pom bensin sepanjang perjalanan menuju Bukit Moko. Hati-hati pula oleh ada banyak ruas jalan yang tak mempunyai pembatas.

2. Bukit/Tebing Keraton
Terdapat di Kampung Cihagerem Puncak, Desa Ciburial oleh ketinggian 1200 mdpl di lokasi Dago, tebing ini sepertinya tak setinggi Bukit Moko namun tawarkan panorama yang tidak sama oleh Bukit Moko. Apa bila di Moko kita di hidangkan oleh landscape kota Bandung plus kelap kelip lampu kota, di Tebing Keraton kita bakal disuguhi panorama Taman Rimba Rakyat (Tahura) Juanda yang letaknya persis terdapat di bawah kita.
Taman Rimba Rakyat besutan atas Bukit Keraton
Menuju ke Tebing Keraton unggul susah di banding Bukit Moko. Jalanannya unggul sempit oleh kemiringan yang unggul dahsyat di banding Moko. Yang tentu kendaraan roda empat tak dapat dipakai (dapat diparkirkan di Tahura) maka mesti memakai motor. Belum sekali lagi 1/3 jalanan paling akhir menuju Tebing Keraton cuma akses jalan berbatu. Mengambil rute ke arah Tahura, persis didepan Tahura terdapat pertigaan, ambillah arah kanan. Besutan sini jalanan selalu menanjak hingga ketemu oleh Warung Bandrek, belok kiri (terdapat papan panduan di sini) hingga ketemu sekali lagi oleh belokan kiri yang sedikit curam. Besutan sini tinggal lurus hingga ketemu oleh ruang parkir kepada Bukit Keraton.
Senantiasa waspada sebab pengamanan yang minim

Tebing Keraton awalannya di kenal yang menjadi Bukit Jontor sebab letak batu yang mejorok ke muka misal orang Jontor. Mengapa saat ini unggul di kenal oleh Tebing Keraton?? Versus mistisnya, sebab berdasarkan narasi masyarakat dahulu terdapat orang kesurupan disini yang menyampaikan nama lokasi ini mesti ditukar jadi Tebing Keraton. Konon Bukit ini merupakan " Keraton " nya mahluk halus. Versus indahnya Tebing Karaton dalam bhs Sunda berarti merupakan Kemegahan Alam.

Saya, yang unggul suka pada panorama alam yang hijau unggul pilih Tebing Keraton dibanding Moko. Yang saya sayangkan, oleh tarif masuk yang lumayan mahal (11. 000 kepada tanah air serta 76. 000 kepada turis asing) sarana disini begitu minim. Pagar pembatas cuma berbentuk bambu yang ditancap ke tanah sebelumnya diikat oleh tambang kecil itupun jarak antar bambu lumayan jauh. Jadi kepada visitor yang ngangkut anak-anak begitu diinginkan kepada waspada. Saya sendiri anyar tahu bila saya lumayan phobia oleh ketinggian, alhasil saya mengurungkan kemauan saya kepada selfie diatas " batu jontor ". Rupanya batu sekecil itu bakal memprotes apa bila diinjak mahluk berkapasitas saya.
Batu Jontor yang menjorok
Bukit Moko vs Tebing Keraton, keduanya tawarkan panorama yang indah berasal dari kita dapat datang selanjutnya jam yang pas serta keadaan cuaca yang elegan. Masih sama waspada elegan dalam berkendara atau waktu di lokasi. Jauhi bercanda terlalu berlebih, jangan pernah photo selfie-nya bukanlah terpampang di sosial media namun jadi terpampang di pojok orbituari hihi. Rasa penasaran saya telah terbayarkan. Menginginkan kembali pada sana? Berdasarkan pendapat pribadi saya, rupanya banyak bukit-bukit oleh panorama indah sama cuma saja belum terekspos media. Paling akhir, gelar Anak Gaul masih sama bakal saya berikanlah selanjutnya remaja-remaja ber-tongsis yang seliweran di ke-dua bukit itu.

Bukit Moko vs Bukit Keraton Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar